Terima Kasih Flat Earth Atas Koreksinya

Fajrul Falah
10 min readAug 8, 2017

Setelah mencoba berfikir jernih, akhirnya saya sadar harus berterima kasih kepada Flat Earth.

Dulu ‘sains’ tidak pernah seseru ini.

Pun saya tak pernah merasa geram sampai segeram ini.

Tidak peduli lebih tepatnya.

Saya tidak peduli dengan ide Flat Earth. Sejak awal menonton rangkaian video Flat Earth di tahun 2016 pun saya merasa ini tidak penting untuk ditanggapi.

Paling cuma candaan biasa di internet… dan masak sih orang-orang tidak paham mana yang benar? Begitu pikir saya.

Tapi di luar dugaan, satu tahun berlalu dan ide Flat Earth ini makin subur…
…dan banyak orang dengan pengetahuan sains yang awam mulai ikut-ikutan.

Mereka bilang, ini lebih masuk akal.

Duh!

Fantastis!

Data Google trends 2017 menunjukkan pencarian kata kunci “Flat Earth” di Indonesia adalah yang terbanyak di seluruh dunia.

Youtube channel Flat Earth 101 telah di-subscribe lebih dari 85 ribu orang dan ditonton lebih dari 10 juta kali.

Grup Facebook Flat Earth Indonesia punya jumlah total anggota lebih dari 40 ribu orang.

Ini benar-benar fantastis,
…sekaligus membingungkan

Sementara bulan Juli 2017 lalu 5 anak Indonesia berhasil meraih medali di International Physics Olympiad (IPhO) 2017, ribuan anak Indonesia lainnya malah mulai menerima ide bumi datar.

International Physics Olympiad 2017

Kebingungan inilah yang kemudian menggelitik saya untuk mengimbangi derasnya arus Flat Earth.

Miskonsepsi adalah awal untuk mengerti

Beberapa orang yang coba menyangkal ide bumi datar kerap merendahkan para flat earther.

Menganggap mereka ngaco, kaum 2D, disuruh sekolah lagi, belajar yang bener, dan sejenisnya.

Menurut saya tak baik untuk mengatakan seperti itu.

Dalam pandangan saya, flat earther hanya sedang dalam tahap miskonsepsi…

…dan ini adalah tahap awal untuk mengerti

Begitulah hasil dari penelitian thesis Ph.D Derek Muller yang ia jelaskan di Veritasium.

Ia menulis bagaimana cara men-design video yang bagus untuk mengajarkan fisika. Dan ia menemukan bahwa;

Jika kamu hanya menyampaikan penjelasan yang benar, siswa tidak benar-benar belajar apapun. Mereka hanya akan merasa paham dan masih berkutat di pemikiran yang sama seperti sebelumnya.

Dan cara yang lebih efektif untuk menyajikan sebuah pelajaran fisika adalah dengan mengikutsertakan miskonsepsi-miskonsepsi yang mungkin mereka pikirkan, lalu menjelaskan konsep yang benar.

Keberadaan Flat Earth yang memberikan banyak miskonsepsi sains, lalu menyebarkan miskonsepsi kepada banyak orang menjadi titik awal untuk memberikan penjelasan yang lebih baik.

Maka dari itu, sedari awal saya berterima kasih kepada Flat Earth.

Tinggal membahas miskonsepsi ini dengan jelas untuk kemudian memberi penjelasan yang benar dan lebih dipahami.

Sedikit Koreksi

Saat ini saya sedang menyusun sebuah Pembahasan Lengkap Miskonsepsi Teori Bumi Datar, untuk memberi penjelasan yang lengkap tentang miskonsepsi Flat Earth.

Semoga selalu ada waktu luang untuk menulis dan menyelesaikannya.

Pembahasannya saya susun di blog Saintif, ada baiknya kamu mengunjunginya.

Adapun di sini, sebagai ucapan terima kasih saya untuk Flat Earth,
Saya hendak memberi sedikit koreksi sebagai jawaban dari ‘indoktrinasi’ realitas Flath Earth oleh egi syahban.

Kita Memang Sengaja Diprogram Untuk Menolak Realitas Flat Earth

Sebuah tulisan yang saya akui sangat-sangat baik dan mengalir dengan lembut.

Tapi sayang saya tak sejalan dengan isinya.

(Kalau saya salah ya silahkan nanti dikoreksi lagi)

Koreksi teknis tentang teori buminya silahkan dibaca di Saintif, di sini saya hanya membahas sisanya.

Here we go!

Phytagoras dan kawan-kawan

Phytagoras from Samos

Pernahkah bertanya lebih jauh dan sederhana: kenapa kita diharuskam mengenal Pythagoras, Copernicus, Kepler, Galileo, Darwin sampai Newton?

Kemanakah nama seorang ilmuwan jenius Claudius Ptoleamy? ilmuwan Mesir yang dengan paham geosentris — Flat Earth digunakan lebih dari seribu tahun lamanya?

Kenapa Pythagoras harus lebih dulu diingat ketika saya di kelas tiga SD?

Pythagoras adalah figur yang pertama kalinya mengajarkan paham bahwa bumi itu spherical (bulat).

Kalimat-kalimat itu mungkin akan cukup untuk menggugah nalarmu,

Sampai kamu menyadari satu hal.

Kita dikenalkan pada Phytagoras bukan karena ia seorang pendukung bumi bulat, tapi karena teorema fundamental segitiga Phytagoras…

…yang sangat sederhana, cantik, mendasar, dan karena kita belajar bangun geometri segitiga sejak kecil.

Kita suka yang simpel-simpel kan ya, nah, ini jadi salah satu alasan terkuat kenapa kita mengenal Phytagoras (segitiganya) sedari awal sampai sekarang.

Saya justru baru tau kalau Phytagoras dibilang sebagai figur yang pertama bilang bahwa bumi itu bulat.

Lalu kenapa Copernicus, Kepler, Galileo, Darwin, sampai Newton?

Singkat kata, efektivitas.

Pelajaran sekolah memang ‘didesain’ agar terstruktur secara rapi dan efisien*. Sehingga apa yang disampaikan tidak jadi terlalu banyak dan begitu membosankan.

(*tentu kurikulum pelajaran sekolah ini bukan tanpa cela. Saya pun berpendapat ada banyak yang kurang efektif)

Untuk itu, pelajaran sekolah memang lebih ditekankan pada hal-hal yang penting terlebih dahulu. Sudah disarikan dari perkembangan ilmu pengetahuan yang ada… dan nama-nama itulah yang ‘tersisa’.

Adapun hal-hal yang sekiranya hanya pelengkap pemahaman — begitu pun tokoh-tokohnya — hanya disampaikan sedikit saja di sekolah. Selengkapnya bisa dicari sendiri.

Kalau misal ingin dijelaskan lengkap semua tokoh dan perjalanannya, ini masuknya di sejarah ilmu pengetahuan, bukan untuk sekolah dasar.

By the way, saya salah satu yang suka dengan sejarah ilmu pengetahuan ini lho.

Tentang Ptoleamy

Nama Ptolemy bukan tidak pernah disinggung sama sekali di sekolah. Tiap kali ada pembahasan soal teori geosentris, bapak ini sering disebut.

Sayangnya buku sekolah dasar saya di rumah, jadi tidak bisa saya foto.

Tapi saya ada satu hal yang mengganjal soal Ptolemy ini.

Kemanakah nama seorang ilmuwan jenius Claudius Ptoleamy? Ilmuwan Mesir yang dengan paham geosentris — Flat Earth digunakan lebih dari seribu tahun lamanya?

Saya mengenal Ptoleamy sebagai salah satu tokoh paham geosentris. Tapi soal Flat Earth….

Hmmmm,

Saya kurang paham soal itu.

Tentang model Ptolemy di Buku A Brief History of Time ~Stephen Hawking
Ptolemy model

Tapi sejauh yang saya tahu, tiap kali melihat model geosentris Ptoleamy, buminya bulat lho.

Johannes Kepler dan Tycho Brahe

Lagi, Tycho Brahe juga bukan tidak pernah disebut sama sekali di sekolah.

Tycho Brahe adalah seorang astronom hebat di masanya, pengamat paling menonjol pada zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu.

Tycho Brahe di buku sains anak serial Siapa Bilang

Tapi kenapa ia kalah terkenal dengan salah satu asistennya, Johanes Kepler?

Ini lagi-lagi bukan karena Tycho (diklaim) sebagai pendukung flat earth — sementara Kepler tidak.

Ini terjadi karena dari hasil catatan gerak Planet Mars oleh Tycho, Kepler berhasil merumuskan model fundamental tiga hukum pergerakan planet.

Sementara Tycho (Kepler juga) melakukan banyak pengamatan, mengumpulkan data, Kepler — setelah masa kematian Tycho — berhasil sampai pada perumusan model yang fundamental…

…dan terbukti benar.

Tentu keberhasilan Kepler ini tak lepas dari campur tangan Tycho Brahe.

Ada contoh lain di sejarah ilmu pengetahuan, di mana seorang asisten lebih terkenal daripada tuannya.

Michael Faraday salah satunya… yang lebih terkenal daripada tuannya, Sir Humpry Davy.

Kenapa Faraday lebih terkenal?

Serupa dengan Kepler, karena Faraday berhasil membuat perumusan yang fundamental hasil dari penelitiannya bersama Davy dahulu.

Nikola Tesla dan Thomas Alpha Edison

Ini menarik.

Ini juga menjadi salah satu yang dulu pernah saya sangsikan ketika pertama kali mengenal kehebatan Nikola Tesla.

Tesla adalah orang hebat, ia salah satu penemu dan futuris terpenting dalam sejarah umat manusia.

Tapi

Apa yang sering digaung-gaungkan saat ini soal Tesla kebanyakan berlebihan dan cenderung ngaco. Itu yang saya rasakan ketika membandingkannya dengan beberapa bagian (belum selesai baca) buku autobiografinya, My Invention.

Balik lagi, kenapa Tesla cenderung kalah terkenal dibanding Edison?

Bukan karena elite dunia ingin menyembunyikan sosoknya — yang diklaim sebagai pendukung bumi datar, tapi ini salah satu alasan yang cukup logis menurut saya:

Karya Edison adalah alat-alat sederhana yang sering kita gunakan sehari-hari; lampu pijar, motion picture, dan dia punya lebih dari 1093 patent. Dia juga mendirikan perusahaan yang bisa tetap berkembang sampai saat ini.

Sementara Tesla, karyanya adalah listrik bolak-balik, induksi motor, Tesla coil, dan lain-lain.

Kebanyakan orang tidak paham perbedaan antara listrik searah dan bolak-balik, tidak begitu peduli dengan cara kerja motor induksi, dan tidak tahu bagaimana Tesla coil bekerja, serta untuk apa.

Sementara di sisi lain, kita semua tau lampu pijar.

Karya Tesla yang lain masih sangat banyak; transformator, basic wireless communcation, lampu fluorecent, basic x-ray, peluru kendali, dan 112 penemuan paten lainnya.

Tapi nasib baik (kepopuleran) memang sepertinya belum berpihak pada Tesla. Kebanyakan karya Tesla adalah teknologi mendasar dan dia tidak mengolahnya pada produk komersial yang bisa dipakai orang banyak… ini yang sepengetahuan saya membuatnya kurang terkenal.

Walaupun, secara kemampuan ia adalah orang yang benar-benar genius — dan sangat layak untuk terkenal.

Mengatakan Nikola Tesla tidak terkenal (apalagi sengaja dilupakan) sebenarnya pun kurang pas untuk saat ini.

Apalagi untuk orang-orang advanced yang cukup familiar dengan sains. Selain itu banyak pula media online yang sekarang sering mengangkat Tesla.

Di buku fisika saat membahas mengenai elektromagnet pasti ada nama Tesla. Setidaknya namanya ada sebagai satuan yang dipakai untuk menyatakan besar medan magnet.

Dan biasanya buku pelajaran itu juga menampilkan profilnya di sisi buku.

Eksperimen Ilmiah Michelson-Morley vs Apel Newton

Duh!

Kenapa kisah eksperimen ilmiah Airey’s failure dan Morley — Mchpelson malah kalah jauh dari kepopuleran apel yang konon katanya jatuh menimpa kepala Newton, saat menginsipirasi teori maha dahsyat (imajiner) bernama gravitasi?

Pertama, soal apel Newton.

Itu hanya cerita fiktif, yang seakan menunjukkan kejadian apel jatuh dan seketika gravitasi muncul di benaknya.

Setidaknya perlu 20 tahun bagi Newton untuk melakukan pengamatan, merumuskan, merevisi, sampai akhirnya Principia Mathematica berani ia luncurkan.

Kepopuleran kisah apel jatuh ini tak lain karena kesannya yang sederhana, ringan, dan lebih mudah diceritakan.

. . .

Eksperimen Airey’s failure dan Michelson-Morley adalah eksperimen yang digunakan untuk menguji keberadaan medium hipotesis eter di ruang angkasa… dan hasilnya tidak ada.

Tapi saya tak tau bagaimana ini bisa diklaim oleh Flat Earth untuk mendukung mereka. Padahal tidak ada hubungannya.

Saya sendiri lebih familiar dengan Michelson-Morley daripada Airey’s failure.

Kenapa eksperimen Michelson-Morley kalah terkenal dengan apel Newton?

Karena kalah seru!

Siapa juga yang mau dengar cerita dua orang yang melakukan pengamatan di laboratorium, bolak-balik, mencatat hasil pengamatan selama setahun. Lebih mudah mencerna kisah orang yang kejatuhan apel dan menemukan hukum alam semesta pastinya.

Sebenarnya percobaan Michelson-Morley pun bukan tidak terkenal… di buku Fisika SMA pasti ada kok.

Nih,

Percobaan Michelson-Morley di buku fisika SMA bab relativitas khusus

Entahlah bagaimana ini mau disebut.

Kalau mau dibilang ‘diprogram’ seperti ya bisa… karena memang nyatanya pelajaran sekolah itu didesain agar efektif.

Tapi kalau ini dikatakan ini sebagai langkah indoktrinasi bumi datar, menurut saya kok tidak.

Oh Theoritical Science…

Sebagai seorang yang sedikit bergelut dengan bidang ini, biarkan saya menjelaskan.

Theoretical physics is a branch of physics that employs mathematical models and abstractions of physical objects and systems to rationalize, explain and predict natural phenomena — Wikipedia

Kata Egi,

Untuk menjelaskan segala fenomena alam yang di saat itu sulit terpecahkan, maka pendekatan melalui numerologi — gemetria , dan formulasi angka via rumus Matematika dijadikan acuan landasan untuk menjawabnya.

Apakah itu semua pasti benar? belum tentu. Disinilah letak permasalahannya: semua yang seakan dicetuskan ilmuwan umumnya menggunakan matematika; seakan wah, dan kita harus mengakui mau tidak mau: bahwa itu sudah pasti benar.

Pernyataan ini benar di bagian awal, tapi kaprah di bagian akhir… pula kesan yang ditimbulkan salah.

The laws of nature are written by the hand of God in the language of mathematics

Matematika digunakan untuk memudahkan kita memahami fenomena alam, menyederhanakan penjelassan berpuluh-puluh halaman menjadi satu set persamaan matematika.

Apakah persamaan matematika itu selalu benar?

Tentu tidak.

Dalam banyak kasus, membuat model matematika yang 100% sesuai fenomena alam itu sangat susah. Untuk itu, tiap persamaan matematika diberi batasan kondisi ideal.

✌️

Kalau kondisinya tidak ideal, bentuk persamaannya harus dimodifikasi untuk dapat mengakomodir kondisi tersebut. Seperti persamaan gas di atas.

Loh kok ngga konsisten? Bisa digonta-ganti seenaknya

Bukan begitu. Itu bukan diganti seenaknya.

Terus, coba bayangkan kamu menjelaskan fenomena itu tanpa matematika, bagaimana panjangnya?

Terus misal kamu sudah bisa menjelaskan fenomena, bagaimana kamu memprediksi hasil eksak yang terjadi kalau tanpa persamaan matematika?

Sebenarnya… gagasan para ilmuwan yang melibatkan matematika itu tidak wah wah banget kok, dan kita pun tidak harus mengakui kalau itu benar.

Hanya saja,

Kalau mau menolaknya, tentu harus menyertakan analisis dan hasil yang memang terbukti lebih benar. Juga model matematika dan hasil eksperimen terukur yang lebih tepat.

Di dunia riset, adalah hal yang lumrah ketika seorang ilmuwan mengoreksi hasil temuan ilmuwan lain.

Tak ada kebenaran mutlak.

Ilmu pengetahuan terus berkembang…

Kepler memperbarui orbit eclipse Heliosentris dari Copernicus.

Ratusan tahun berikutnya Newton hadir melengkapi dunia sains dengan teori gravitasi dan kalkulus.

Kemudian Einstein dengan general theory of relativity melengkapi gravitasi Newton, membedah alam semesta dengan geometri relativistik.

Proton, elektron dan neutron telah dipecah lagi menjadi enam belas partikel elementer.

Abdus Salam melakukan unifikasi electroweak antara gaya elektromagnetik dengan gaya lemah.

Unifikasi empat gaya dasar menjadi Grand Unified Theory atau Theory of Everything masih dalam pengerjaan,

Teori String sedang mencoba menguak sisi alam semesta yang belum kita jamah…

Begitu seterusnya, ilmu pengetahuan terus berlanjut.

Pada akhirnya, we must learn, learn, and learn

Mari kita terus belajar.

Belajar dan terus mengembangkan ilmu pengetahuan.

Bonus!

Berikut ini koreksi saya pada beberapa bagian ide flat earth, untuk bisa dipelajari dan dikoreksi jika salah:

  1. Daftar isi
  2. Bagaimana bisa air yang datar melingkupi bumi bulat?
  3. Apakah gravitasi itu nyata? Jawaban lengkap untuk bumi datar
  4. (on progress)

Like halaman Facebook Saintif dan kunjungi websitenya untuk mendapatkan update pembahasan sains yang lebih banyak.

--

--